Kamis, 29 Desember 2011

Sejarah SMA Negeri 7 BDL




Sejarah SMA Negeri 7 Bandar Lampung
Pendirian SMA Negeri 4 Tanjung Karang
I Pendirian : SMA Negeri 4 Tanjung Karang
Sk mentri Dik Bud no.558/0/1984 tanggal 20 november 1984

Data Perubahan Status SMA Negeri
II. Perubahan dari : SMA Negeri 4 Tanjung Karang ke SMU Negeri 7 Bandar Lampung
SK Kakanwil Dep Dik Bud Propinsi Lampung no.9563/I.12.1/1.B.I/U./1997
Tanggal 22 April 1997

III. Perubahan dari: SMU N 7 Bandar Lampung ke SMA 7 Bandar Lampung
SK MENTERI Pendidikan Nasional no. 153/U/2003
Tanggal : 14 Oktober 2003
Dan yang kita kenal sampai sekarang
Fasilitas yang ada di SMA N 7 meliputi 23 ruang kelas , ruang multimedia, lab fisika , lab kimia, lab biologi, lab bahasa, lab computer serta ada pula fsilitas perpustakaan dan masih banyak lagi . KBM di SMA Negeri 7 telah menggunakan sisitem moving class dengan pengajar senior professional yang sedah mendapatkan sertifikasi departemen pendididkan nasional .
Di SMA N 7 memiliki 15 ekstrakulikuler yang masih aktif hingga saat ini yaitu :
1. Kir
2. Rohis
3. English Club
4. PMR
5. Paskibra
6. Photography&jurnalistik
7. Model
8. Basket
9. Futsal
10. Bulu Tangkis
11. Ikapala
12. Teater
13. Pramuka
14. Cheerleaders
15. Bivok
16. Karate

Senin, 19 Desember 2011

Profil SMA Negeri 7 Bandar Lampung

Jl. Teuku Cik Ditiro No. 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung
Menuju Sekolah Standar Nasional.

PROFIL SEKOLAH

1. NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG
2. STATUS SEKOLAH : NEGERI TERAKREDITASI B
3. NAMA KEPALA SEKOLAH : HARTONO, S.Pd
4. NIP : 131 121 789
5. NOMOR DAN TANGGAL SK KEPALA SEKOLAH DAN PEJABAT YANG MENGANGKAT :
821.29.4/01/25/2007 tanggal 30 Juli 2007 Oleh Walikota Bandar Lampung

6. ALAMAT SEKOLAH :

a. JALAN : Teuku Cik Ditiro

b. DESA/ KELURAHAN : Beringinraya

c. KECAMATAN : Kemiling

d. KABUPATEN/ KOTA : Bandar Lampung

e. PROVINSI : Lampung

f. NOMOR TELEPON : (0721) 271180

g. FAX : (0721) 271180

h. KODE POS : 35158

Sabtu, 17 Desember 2011

Membangun Karakter Intelektual Siswa

Terinspirasi dengan tulisan dalam buku Ron Ritchhart Foreword by David Perkins (2002) Intellectual Character What It Is,Why It Matters,and How to Get It saya lontarkan pertanyaan “Apakah Saudara saat ini memiliki murid terpandai?” dalam forum diskusi yang diikuti para guru. Semua yang hadir menyatakan “Ya!”.

Saya meminta para guru menyimpan nama murid terpandai itu di memorinya. Sejenak kemudian para mereka mendapatkan pertanyaan kedua, “Mengapa murid itu Saudara nyatakan pandai?”. Jawaban pertanyaan yang kedua ternyata sangat beragam. Guru-guru menyatakan bahwa murid yang paling pandai itu “selalu bertanya dengan kata mengapa dan bagaimana”, “menunjukkan prestasi dalam mengerjakan soal ulangan”, “mampu mengerjakan tugas dengan cepat dan hasilnya baik” menunjukkan “selalu ingin tahu” “ disiplin dalam mengerjakan tugas, bertanggung jawab, dan tepat waktu”.

Forum diskusi selanjutnya saya arahkan untuk mengelaborasi semua informasi yang terhimpun dan mengindentifikasi sejumlah penanda murid pandai untuk menjawab pertanyaan berikutnya. “Apa tanda-tanda murid pandai itu?”. Diskusi berkembang semakin interkatif, berbagai informasi menarik perhatian seluruh yang hadir, semua yang hadir meminta porsi berbicara. Terjadi saling meningkatkan pemahaman, pemikiran, dan usaha untuk lebih mendalami definisi “murid pandai”.

Para guru menyatakan bahwa murid pandai itu memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, emosional yang lebih tinggi daripada murid lain pada umumnya. Dalam diskusi juga terungkap bahwa sekali pun ketiga jenis kecerdasan itu siswa miliki, namun guru-guru menyatakan bahwa setiap siswa memiliki karakter yang khas. Ada yang memiliki kecerdasan spiritual yang sangat tinggi, namun tidak demikian pada yang lainnya.Atau, ada siswa yang kadar intelektualnya tinggi namun tidak pada kecerdasan spiritualnya.




Diskusi itu menarik kesimpulan bahwa pembelajaran mampu memanfaatkan potensi kecerdasan siswa secara optimal. Agar bisa memanfaatkan itu, para guru perlu memiliki pemahan yang jelas tentang berbagai karakter kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial yang pendidikan harapkan. Intinya jelas, setiap guru perlu ciri-cirinya.

Satu hal yang penting ditegaskan dalam diskusi itu, ternyata dalam praktik pembelajaran di kelas meskipun guru-guru memahami berbagai teori kecerdasan sesungguhnya proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan di sekolah belum merefleksikan pentingkan mengembangkan berbagai unsur kecerdasan. Guru-guru menyatakan bahwa pembelajaran masih fokus pada peningkatan pengetahuan, siswa belum banyak terlibat dalam praktik-praktik dalam bentuk aktivitas yang lebih bermakna dalam mengoptimalkan berbagai kecerdasan.

PEMBELAJARAN BLENDED

Metode Pembelajaran “Blended”

Fokus pada peningkatan mutu pembelajaran  merupakan kunci sukses program RSBI saat ini. Sukses sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran akan berdampak mengurangi instabilitas akibat guncangan paradigma RSBI yang dipertanyakan publik akhir-akhir ini.
Dalam kondisi seperti ini, semua pihak perlu menaruh perhatian lebih  terhadap usaha  meningkatkan mutu pembelajaran. Salah satu strategi adalah penerapan metode  pembelajaran blended agar pembelajaran lebih adaptif dan berkeunggulan.
Apakah Metode Blended?
Metode pembelajaran blended merupakan metode mengajar yang menggabungkan berbagai metode pembelajaran, penggabungan meliputi metode pembelajaran tradisional dalam bentuk tatap muka dengan metode pembelajaran modern yang berbasis komputer.
Menurut para pendukungnya, strategi ini mampu menciptakan lingkungan belajar  yang mengintegrasikan pendidik dan peserta didik dalam interaksi tatap muka maupun bermedia. (Wikipedia; 2011). Dengan dukungan tatap muka dan bermedia komunikasi,  guru dan siswa dapat berkomunikasi kapan pun dan dari mana pun.
Istilah blended pada awalnya sering dipakai dalam bidang pelatihan di Amerika yang dimaknai dengan metode “pembelajaran integratif”, ” belajar hybrid “,  “pembelajaran multi-metode “ .Dilihat dari sifatnya penggunaan metode ini “variatif dan integratif”, menggunakan berbagai metode untuk mecapai tujuan dengan tingkat pencapaian yang lebih baik.
Penggunaan metode ini dapat membuka peluang kepada guru dan siswa sehingga  meningkatkan peluang berinteraksi karena komunikasi dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.  Kerja sama guru dan siswa  tidak dibatasi dengan keterbatasan jam tatap muka di sekolah. Beban guru untuk mengajar lebih ringan  karena siswa bisa belajar mandiri lebih banyak, lebih panjang waktunya karena siswa terintegrasi dalam jejaring online.
Jika digambarkan dalam diagram setidaknya terdapat  dua  bagian penting yang membentuk metode blended, yaitu  pembelajaran tatap muka, dan pembelajaran online  atau e learning.


Pelaksanaan pembelajaran blended yang mengintegrasikan metode yang variatif  dengan memberdayakan kegiatan  tatap muka dan penggunaan jejaring internet.  Untuk menggunakan metode ini memerlukan kebijakan pada tingkat sekolah agar porsi kegiataqn tiap mata pelajaran sesuai dengan alokasi tiap mata pelajaran. Dengan dasar itu, tiap guru mata pelajaran mengembangkan skenario pelaksanaannya berkembang sinergis dengan memperhatikan beban belajar yang dapat siswa pikul.
Penggunaan metode blended memiliki peluang untuk berkembang lebih cepat sejalan dengan perkembangan teknologi yang cepat berubah dan meningkatnya penggunaan internet yang semakin dinamis dengan jejaring yang semakin luas. Dampak dari perkembangan itu menghasilkan kecendrungan berikut;
  1. Pembelajaran dinamis dengan menggunakan perangkat teknologi wireless;  waktu, tempat, pekerjaan, komunikasi terintegrasi dalam jejaring internet.
  2. Pembelajaran menekankan pada aspek visual, individual,  dan materi pembelajaran yang semakin  mudah diakses.
  3. Pembelajaran blended akan semakin cepat berkembang untuk memenuhi kebutuhan setiap individu perlu belajar.
  4. Pembelajaran akan semakin terintegrasi, mengentalkan komunitas, dan menguatkan kolaborasi.

Mengapa Pembelajaran Blended?
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang memenuhi kebutuhan hidup siswa pada jamannya. Hasil penelitian para ilmuan dan para praktisi tingkat global bahwa pada perspektif global  para siswa memerlukan 4 keterampilan utama. Keterampilan esensial yang mendasari keempat keteramplan itu adalah terampil mematuhi perintah Allah seperti yang tergambar  di bawah ini.
  1. Fokus penguasaan akademik, diintegrasikan pada  isu global; finansial, ekonomi, dan kewirausahaan; kewarganegaraan; melek kesehatan, dan melek lingkungan dengan fokus utama pada
  2. Meningkatkan keterampilan belajar dan berinovasi. siswa yang disiapkan maupun yang tidak disiapkan tetap sajam perlu meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis-pemecahan masalah, berkomunikasi-berkoloborasi untuk masa depannya.
  3. Keterampilan mendayagunakan informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi (TIK) sehingga  siswa memiliki akses ke banyak informasi, 2) beradaptasi pada perubahan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan 3) kemampuan berkolaborasi  serta mengembangkan  kontribusi individu pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
  4. Hidup dan Berketerampilan Karir. Lingkungan kehidupan yang kompleks, dunia kerja yang semakin kompetitif di era informasi global mengharuskan siswa memperhatikan pengembangan kemampuan hidupnya dan keterampilan berkarir.
  5. Hidup berkarakter yang didasari degnan keterampilan hidup yang berahlak dan mamatuhi perintah Allah
Tony Wagner menyatakan bahwa keterampilan siswa perlu terasah untuk mengembangkan keterampilan bersifat interdisipliner, terintegrasi, berbasis proyek, dan terampil menggunakan keterampilan terbaiknya untuk bertahan hidup.
Dalam bukunya Global Achievement Gap, Tony menyatakan bahwa ada 7 keterampilan utama yang wajib siswa kuasai agar bertahan hidup dan beradaptasi dengan perubahan di Abad ke 21, yaitu:
  1. Terampil berpikir kritis dan memecahkan masalah.
  2. Kolaborasi berbasis jaringan dan mengembangkan kemapuan memimpin yang berpengaruh.
  3. Mampu mengubah arah dan bergerak secara cepat dan efektif dan beradaptasi.
  4. Memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan
  5. Bicara dan menulis secara efektif.
  6. Mengakses dan menganalisis informasi.
  7. Bersikap selalu ingin tahu dan berimajinasi.
Di samping memiliki kesadaran global. pendidikan yang Indonesia  harus dapat mengindonesiakan para siswa agar manjadi manusia Indonesia yang berkeungulan. Untuk itu mereka butuhkan keterampilan yang menjadi ciri khas Indonesia yaitu menjadi manusia beriman, berakhlak, dan berkarakter, siap UN, siap melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dan beradaptasi dalam konteks tantangan global.
Dalam memenuhi kebutuhan pengembangan keterampilan siswa yang sangat variatif   sebagaimana dijelaskan di atas, maka kebijakan sekolah perlu diarahkan untuk mengembangkan keterampilan sebagai sasaran utama. Ada pun keterampilan utama yang siswa perlukan sebagai berikut:
  1. Terampil membaca, menulis, dan berkomunikasi.
  2. Terampil menguasai ilmu pengetahuan esensial.
  3. Terampil belajar dan berinovasi, meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah.
  4. Terampil mengelola informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi. Terampil mengakses dan menyeleksi informasi, menggunakan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan  berkolaborasi dalam meningkatkan  kontribusi individu pada skala nasional dan global.
  5. Terampil mengembangkan diri yang berkarakter, berahlak, dan terampil mematuhi perintah Allah.
Mengasah sejumlah keterampilan itu memerlukan dukungan kebijakan baru yaitu mengubah arah pengembangan kesiapan siswa lulusan UN perlu diversifikasi dengan kebutuhan pengembangan keterampilan. Penguasaan materi UN harus dikuatkan dengan cara meningkatkan pemahaman melalui latihan menerapkan ilmu yang siswa miliki.
Untuk itu, proses pembelajaran yang selama ini diarahkan untuk mengasah siswa memecahkan soal, perlu dikembangkan secara simultan dengan keterampilan menerapkan pengetahuan menjadi karya.
Guru perlu memiliki keterampilan menentukan indikator hasil belajar dalam bentuk penguasaan konsep, mengenali fakta atau fenomena,mengolah data,  menguasai informasi, menyajikan informasi, mengembangkan daya kolaborasi siswa untuk mengerjakan semuanya serta didukung pula dengan keterampilan belajar. Seluruh aktivitas itu perlu dirumuskan dalam bentuk perilaku yang terstruktur,  terukur, dan relevan dengan kebutuhan siswa di masa depan.
Karena itu, proses pembelajaran perlu dipersiapkan dan dilaksanakan dengan mengerahkan segenap sumber daya baik  waktu, tenaga, dan sarana yang digunakan secara bersamaan dalam penerapan metode variatif-integratif atau blended.
Bagaimana Menyiapkan Pembelajaran Variatif-integratif?
Penerapan metode variatif-integratif yang mengintegrasikan metode pembelajaran tradisional dengan metode pembelajaran berbasis komputer dan internet perlu dirancang melalui penetapan kebijakan sekolah yang dimulai dari perumusan lulusan yang sekolah harapkan. Hal tersebut perlu dirancang dan dituangkan dalam sasaran pelaksanakan pelayanan pendidikan dan pembelajaran dalam Dokumen Satu KTSP.
Contoh:
Tujuan Pengembangan KTSP
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SMA…. bertujuan untuk memfasilitasi siswa lulus UN seperti pada contoh berikut menjadi tidak cukup.
Sekolah perlu menetapkan sasaran yang berbeda sehingga lulus UN bukan satu-satunya sasaran. Sekolah perlu merumuskan tujuan seperti berikut:
  1. Membentuk akhlak dan perilaku religius peserta didik yang dibuktikan dengan kepatuhan kepada Allah SWT, meningkatnya keterampilan siswa beribadah, terampil membaca al-quran, menguasai ilmu agama, berakhlak, dan berkarakter.
  2. Meningkatkan keterampilan siswa  membaca, menulis, dan berkomunikasi baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.
  3. Meningkatkan keterampilan siswa menguasai ilmu pengetahuan dan menerapkan ilmu pengetahuan sebagai modal sukses UN, sukses masuk PTN, dan sukses beradaptasi dalam perubahan dunia yang makin cepat.
  4. Meningkatkan keterampilan belajar dan berinovasi, meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
  5. Meningkatkan kerampil mengelola informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi, mengakses dan menyeleksi informasi, menggunakan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan  berkolaborasi dalam meningkatkan  kontribusi individu dalam konteks kehidupan nasional dan global.
  6. Meningkatkan keterampilan hidup dan berkarir dalam lingkungan yang kompleks, dunia kerja yang makin kompetitif, makin dunia kerja yang semakin memerlukan keterampilan beretika, berkolaborasi, inovatif, dan  memiliki kesadaran global
Sebagai konsekuensi dari penerapan standar dalam pemenuhan standar SKL, maka sekolah perlu menjabarkan tujuan umum sekolah tersebut dalam indikator kompetensi pecapaian belajar  pada tiap SK KD yang berlandaskan paradigma bahwa puncak keberhasilan belajar adalah meraih keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat untuk kehidupan siswa dalam jamannya.
Kompetensi hasil belajar dapat dipilah dalam enam kelompok berdasarkan kebutuhan hidup siswa dalam abad ke-21 yang meliputi berbagai contoh perumusan indikator dalam Silabus dan RPP sebagai berikut:
  • Mengungkapkan informasi secara lisan dengan cara berdiri dalam kelas.
  • Mengidentifikasi informasi ……. melalui kegiatan eksplorasi.
  • Mengidentifikasi ciri-ciri……..
  • Membandingkan ciri-ciri……..sehinga diperoleh perbedaan dan persamaan.
  • Membandingkan hasil kajian literatur dengan hasil pengamatan dengan bantuan teknologi……..
  • Mengeksplorasi keragaman informasi  …….dengan menggunakan berbagai referensi.
  • Menghimpun informasi  tentang ……..secara kolaboratif untuk membuat kesimpulan.
  • Menemukan gejala ……. dari berbagai sumber
  • Mengelaborasi informasi…..dengan mamanfaatkan potensi kelompok.
  • Menggunakan  informasi  …… dalam menyusun laporan pengamatan.
  • Memaparkan .,…..secara tertulis melalui ……..
  • Mevisualisasikan hasil kajian dalam bentuk power point.
  • Menilai hasil karya ……..secara kritis.
  • Mengembangkan ide baru dengan menggunakan …….
Model kata-kata operasional seperti itu, perlu diperltimbangkan lebih lanjut agar konsep, fakta, data, informasi siswa kelola untuk mengembangkan kapasitas berpikir, memberdayakan teknologi, kolaborasi,  memupuk rasa ingin tahu, dan sejumlah prilaku belajar lain yang siswa perlukan untuk mengasah keterampilan belajarnya.

Pengembangan Kompensi Pendidik
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode variatif-integratif diperlukan kompetensi pendidikan dalam penguasaan teknologi sebagai berikut:
  1. Searching, dengan search engine
  2. Collecting, MP3, garfik, animasi, video
  3. Creating, membuat web, membuat game
  4. Sharing, web pages, blog
  5. Communicating, e-mail, IM, chat
  6. Coordinating, workgroups, mailing list
  7. Meeting, forum, chatroom,
  8. Socializing, beragam kelompok sosial on line
  9. Evaluating, on line advisor
  10. Buying-Selling, jual beli on line
  11. Gaming, game on line
  12. Learning, jurnal on line, riset on line
Selain memiliki keterampilan menggunakan teknologi, terdapat sejumlah keterampilan generik yang harus dikuasinya, yaitu kompetensi pedagogis dan profesional. Dengan memperhatikan sejumlah kepentingan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang simultan dan kompleks, maka keterampilan guru mengasah keterampilan siswa merupakan titik  kritis yang menjadi kunci sukses.
Menjadi guru yang terampil menerapkan ilmu pengetahuan, inovatif, dan mengembangkan logika dan imajinasi siswa merupakan bagian penting. Menantang siswa berkarya juga menjadi titik kritis lain yang perlu guru kuasai.

Ekskul SMAN 7 BDL

Kegiatan ekstra kurikuler di SMA Negeri 7 Bdl sangat beragam. Keberagaman kegiatan itu tentu menjadi suatu bukti bahwa di SMA ini betul-betul memperhatikan pelayanan bagi kebutuhan peserta didik. Minat dan bakat peserta didik yang beragam mengilhami diselenggarakannya kegiatan eskul yang variatif. Ada kegiatan eskul yang bersumber dari bakat dan minat peserta didik di bidang seni, ada juga kelompok eskul yang bersumber dari kebutuhan, minat dan bakat siswa dalam bidang olah raga serta yang bermuara dari kemampuan akademik mereka. Namun harus diakui, kegiatan eskul yang bersumber dari bakat dalam bidang akademik  belum banyak diminati siswa. Hanya insidental saja yakni pada saat menghadapi even lomba.
A.  Kegiatan Eskul yang Berbasis dari Bidang Seni
- Ekstra Kurikuler Teater
- Ekstra Kurikuler Musik/Band
- Ekstra Kurikuler Fotografi/Perfilman
- Ekstra Kurikuler Sablon/Desain Grafis
B.  Kegiatan Eskul yang Berbasis dari Bidang Jasmani/Fisik
- Ekstra Kurikuler Bola Volley
-Ekstra Kurikuler Badminton
-Ekstra Kurikuler Futsal
-Ekstra Kurikuler Bola Basket
-Ekstra Kurikuler Taekwondo
-Ekstra Kurikuler Tenis Meja
-Ekstra Kurikuler Renang
Selain beberapa kegiatan eskul seperti disebut di atas ada juga beberapa kegiatan eskul yang di SMAJU diberlakukan ‘setengah wajib’. Kegiatan eskul itu ialah Pramuka, OSIS, PKS, dan PMR.

Popular Posts

Top Menu

Slider

Main Menu

Search Box

Slider(Do not Edit Here!)